#1. h-Indeks: Sejarah hingga Kegunaannya
A. Sejarah h-Indeks
h-indeks pertama kali diperkenalkan oleh seorang fisikawan dari University of California, San Diego, bernama Prof. Jorge E Hirsch pada tahun 2005 (Hirsch, 2005). Oleh karena itu, h-index yang sering juga dikenal dengan Hirsch Index atau Hirsch Number. h-Indeks digunakan sebagai cara yang paling efektif untuk menilai kinerja seorang ilmuwan/peneliti. h-Indeks juga diperuntukkan untuk pustakawan (librarian) yang memiliki budget terbatas dalam memilih / memprioritaskan pustaka mana yang akan mereka beli / koleksi.
Prof. Hirsch menyatakan dalam pengantar makalahnya bahwa sebagian besar peneliti berusaha untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang dampak dari pekerjaan mereka, “Untuk beberapa ilmuwan yang Hadiah Nobel, dampak dan relevansinya penelitian tidak diragukan lagi. Namun, bagaimana cara mengukurnya? Bagaimana mengukur dampak kumulatif dan relevansi individu (bukan penerima nobel) terhadap hasil penelitian ilmiahnya?” Lebih lanjut, Anda dapat membaca artikel asli Prof. Hirsch tentang usulan h-indeks berjudul An index to quantify an individual’s scientific research output dapat di download di lampiran artikel ini.
B. Lembaga-lembaga peng-indeks
h-indeks tidak dapat terlepas dari lembaga pengindeks. Lembaga-lembaga pengindeks publikasi diantaranya adalah: Portal Garuda, Google Scholar, DOAJ (Directory of Open Access Journals), EBSCO, CrossRef, BASE (Bielefeld Academic Search Engine), ISJD, SINTA, Scopus, WoS, dsb. Lembaga-lembaga tersebut mengindeks publikasi dengan cara mengambil metadata artikel ke dalam database mereka. Oleh karena itu sering muncul istilah h-indeks scopus (h-indeks hanya untuk artikel yang ada di database scopus), h-indeks google scholar (h-indeks hanya untuk artikel yang ada di database google scholar) dll.
C. Cara menghitung h-indeks
Seorang peneliti/ilmuwan akan memiliki h-indeks sebesar h, jika peneliti tersebut memiliki sejumlah h artikel yang disitasi minimal sejumlah h kali (h = angka). Atau dengan kata lain, seorang peneliti memiliki h-indeks sebesar h ketika memiliki sejumlah h paper yang disitasi sebanyak minimal h-kali. Misalnya jika peneliti memiliki h-indeks 3, artinya peneliti tersebut memiliki 3 artikel (pada pengindeks tertentu) yang disitasi minimal 3 kali. Untuk lebih jelasnya lihat contoh berikut:
Paper pertama Prof. Dingwell mendapat sitasi sebanyak 192, paper ke-2 mendapat sitasi sebanyak 141, paper ke-3 mendapat sitasi sebanyak 103, dan seterusnya hingga paper ke-29 yang mendapat sitasi sebanyak 29. Jadi Prof. Dingwell memiliki h-indeks 29 ketika 29 paper miliknya (dari total 185 paper) memiliki sitasi sebanyak minimal 29.
Lihat kembali contoh kasus pada akun google scholar di bawah ini. Berapa h-indeks Rahmat Basuki? Paper pertama mendapat sitasi sebanyak 11, paper ke-2 sebanyak 8, dan seterusnya hingga paper ke-5 yang mendapat sitasi sebanyak 5. Jadi Rahmat Basuki memiliki 5 artikel yang disitasi sebanyak minimal 5 kali. Sehingga h-indeks Rahmat Basuki adalah 5.
D. i10-indeks
Perhatikan kasus berikut: Terdapat dua peneliti, peneliti A memiliki sepuluh artikel yang masing-masing disitasi sepuluh kali (total sitasi 100), maka peneliti A memiliki h-indeks 10. Sedangkan peneliti B menulis lima makalah/buku/artikel yang masing-masing dikutip 100 kali (total sitasi 500), maka peneliti B memiliki h-indeks 5, yaitu setengah dari peneliti A meskipun setiap publikasi Peneliti B disitasi sepuluh kali lebih banyak dari Peneliti A. Mana yang lebih hebat?
Untuk melengkapi h-indeks ini, maka dalam profil google scholar kita sering menemukan i-10 indeks. i10-indeks menyatakan jumlah artikel yang telah mendapatkan sitasi lebih dari 10 kali. Jadi, jika ada 3 artikel publikasi seseorang yang telah mendapatkan setidaknya 10 kali maka i10-indeks nya adalah 3, dan begitu seterusnya. Dalam profil Google Scholar i10-indeks disertakan untuk melengkapi informasi total sitasi dan h-indeks. Informasi ini akan menjadi pelengkap h-indeks. Berikut ini adalah contoh i10-indeks.
Cukup jelas bukan? Untuk latihan, Anda bisa menebak berapa h-indeks dan i-10 indeks (pengindeks google scholar) peneliti di bawah ini? Tulis di kolom komentar.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bacaan lebih lanjut:
- Research-performance-measurement_scopus-h-index (2007)
- Hirsch, J. E. (2005). An index to quantify an individual's scientific research output. Proceedings of the National academy of Sciences, 102(46), 16569-16572.
- Hirsch, J. E. (2010). An index to quantify an individual’s scientific research output that takes into account the effect of multiple coauthorship. Scientometrics, 85(3), 741-754.
- Braun, T., Glänzel, W., & Schubert, A. (2006). A Hirsch-type index for journals. Scientometrics, 69(1), 169-173.
Files
What's Your Reaction?