Victory Has Defeated You!

Victory kemenangan Mengalahkan

Jun 27, 2021 - 12:41
Apr 5, 2022 - 00:38
 0  236
Victory Has Defeated You!

KEMENANGAN TELAH MENGALAHKANMU!

Ungkapan ini pertama kali saya dengar saat menonton film 'The Dark Knight: Rises', saat itu Bane sebagai tokoh antagonis datang dengan karakter yang sangat kuat dan mengalahkan mental dari Bruce Wyne (Batman). Dalam pertarunganya di markas Bane, Batman mengalami kekalahan telak, dan saat itulah Bane mengatakan alasan mengapa batman kalah telah, "Victory has defeated you!", kata Bane.

Saat mendengar ungkapan itu, saya merenung dan menyadari kondisi yang sama sedang terjadi dalam hidup saya (mungkin juga terjadi pada diri-diri Anda). Saya ceritakan diri saya dulu. Saat itu saya sedang dalam masa "victory" atau kemenangan. Apa indikator-indikatornya?. Diantaranya: (1) karir saya bagus, saya menjadi dosen di Universitas Negeri di jambi, (2) Penghasilan mulai lancar, tidak khawatir kekurangan, (3) relasi dengan rekan kerja baik, (4) dihormati oleh kolega, (5) dipandang baik oleh orang (padahal aslinya ga baik baik amat), dan masih banyak indikator-indikator lainnya. Intinya yang bagus-bagus dipandang orang tentang diri kita (Anda dapat menambahkan indikator lainnya di kolom komentar). Masa "victory" itu berlangsung dalam rentang waktu 1 tahunan dan semua terlihat baik-baik saja. Tapi yang terlihat baik-baik saja, ternyata adalah KEKALAHAN besar! kalo tidak dideteksi lebih awal, Anda akan kehilangan diri anda sendiri, tanpa anda sadari. Jika ini tentang bisnis, anda akan kehilangan bisnis. Ingat mengapa brand nokia, nikon dan perusahaan besar lain gulung tikar?

Saya tuliskan beberapa indikator KEKALAHAN oleh kemenangan yang saya alami dan itu mungkin cocok dengan keadaan Anda saat ini, sehingga Anda dapat mendeteksinya lebih awal agar tidak kehilangan yang berharga dari diri Anda.

1. SENSITIF

Jika Anda mulai mudah marah jika ditegur bahkan oleh ibu Anda sendiri/ orang terdekat Anda, sahabatpun segan mau mengkritik atau sekedar memberi saran, maka coba renungkan apakah diri Anda baik-baik saja. Waktu itu saya mengalami hal tersebut. Mudah tersinggung jika pendapat saya disangkal orang, sensitif dan iritasi yang berlebihan ketika mislanya mendapat komentar yang negatif, misalnya dari reviewer ketika submit jurnal, padahal kan itu profesional dan biasa saja. Sering merasa orang menyindir (ngrasani) diri kita, padahal kan aslinya tidak jelas itu ngomongin siapa. Hal-hal tersebut membuat saya merenung dan menyadari: "dulu saya tidak seperti ini". Hasil analisis saya soal ini adalah, kita membawa diri kita menuju tempat yang lingkungan berikan. Maksudnya, misal kita dipandang tinggi oleh orang, kita mengijinkan diri kita untuk menuju ke tempat tersebut. Sehingga ketika seolah-olah diri kita tinggi dan kita menjadi sensitif (kurang terbuka) apabila pada orang lain yang mendebat/ tidak setuju dengan pendapat kita. Apalagi jika nasehat datang dari (maaf) orang yang dipandang tidak lebih baik. Padahal kata HAMKA: "emas tetap emas walau dimuntahkan oleh mulut kerbau".

Nah saat mengalami hal hal tersebut kita harus ambil langkah cepat agar kita dalam keadaan ground state lagi. Cara menjadi ground state tentunya masing-masing pribadi berbeda. Anda bisa mencari cara anda sendiri. Kalo saya, saya akan mengingat kata-kata yang menjadi pedoman hidup, misalnya ".. orang yang paling mulia disisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa" dari kalimat itu jelas bahwa buat Tuhan, semua sama hanya ketaqwaan yang membedakan. Jadi kalo kita sudah merasa menang dg pencapaian-pencapaian kita, apakah itu membuat kita derajatnya tinggi? Jangan-jangan penjual mie ayam tempat langganan kita jauh lebih tinggi derajatjnya dilangit. Hehe Tulis komentar kalian!

2. BERUBAH

Ceritanya begini, saya memandang diri saya sebagai orang yang cukup berani (nekat). Namun, setelah lama di zona nyaman (mengalami victory itu tadi), saya jadi penakut. Misalnya ketika dihadapkan pada dua pilihan yang nampaknya menjadi tujuan hidup, saya menjadi penakut dan ragu berkepanjangan dalam memilih pilihan tersebut. Saya mulai kehilangan idealisme. Saya mulai banyak KEKHAWATIRAN jangan jangan ini itu banyak dan panjang dalam pikiran saya.... Ibarat kita punya jalan yang lurus, ternyata selama ini kita berjalan menyimpang dr jalan yang lurus tersebut tanpa kita sadari. Karena deviasi-nya sangat sangat kecil jadi sangat susah terdeteksi. Tahu tahu kita sudah menyimpang dan ketika kita sudah menyimpang cukup jauh baru kita bisa melihat jalan lurus yang seharusnya kita lalui itu. Selalu ada kesempatan untuk kembali. Tidak ada kata terlambat.

Definisi berani (nekat) saya kira-kira begini: "when you have nothing, anything is possible". Saya biasanya nekat-nekat aja, kurang mendengar omongan orang (yang membuat ragu jalan saya). Lagipula jika jalan yang kita pilih dan yakini sendiri itu salah, oke tidak mawalah wong milih sendiri. Tapi jadi rugi dobel kalo udh nurutin orang, salah pula. hehe. Karena memang kita tidak kehilangan apa-apa. Nothing to loose, karena have nothing itu. Nah tapi ketika kita have something kata "anything is possible" jadi memiliki banyak syarat. Ternyata itu yang membuat Penakut. Solusinya tadi, kembalikan ke ground state agar tetap berani walaupun sudah tidak have nothing, tapi semangatnya tetap harus dalam kondisi have nothing. Kira-kira kalau nada bagaimana?

3. JAUH DARI TUHAN

Kalo rasanya kita jauh dari Tuhan, ya berarti memang jauh. Karena " Allah sesuai dengan prasangka hamba-Nya". Saya menjadi suka menunda/sering ketinggalan dalam hal hal ibadah. Mulai disibukkan oleh urusan urusan dunia sehingga lalai pada urusan akhirat. Ini kan tidak baik. Tapi indikator ke-3 ini subjektif sih. tergantung masing-masing orang. jadi optional aja.

Oke. Kira-kira itu soal "VICTORY HAS DEFEATED YOU!" tentunya komentar-komentar sangat boleh untuk disampaikan.

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow

rahmatbasuki A Chemistry Enthusiast